Hal pertama yang mungkin menarik perhatian dari masjid di Kota Baru Parahyangan (KBP) ini adalah tidak adanya kubah yang hampir selalu menjadi ciri khas masjid. Namun, para arsitek telah menginformasikan bahwa kubah tersebut bukanlah identitas budaya/agama, sehingga bukan suatu keharusan dalam merancang tempat ibadah Islam.
Arsitektur Masjid KBP unik karena menggunakan batu-batu bertumpuk sebagai fasad utama untuk menciptakan efek tektonik, serta menyematkan teks/kaligrafi Islam pada fasad sebagai elemen grafis dan pengingat sholat. Bentuk utama masjid berbentuk persegi, yang tampaknya paling efisien karena umat Islam shalat dalam barisan lurus menghadap ke arah tertentu atau kiblat. Kolom-kolom struktural disusun sedemikian rupa sehingga fasadnya seolah-olah tidak ditopang oleh bingkai apa pun. Bentuk ini juga menyinggung Ka'bah, bangunan terpenting di dunia Islam, tempat semua doa umat Islam diarahkan.
Struktur tinggi seperti tiang di samping bentuk bangunan persegi disebut menara, elemen penting dalam masjid. Dahulu kala, ini digunakan seseorang untuk mengumandangkan seruan kepada seluruh umat Islam untuk salat di puncak menara kapan pun waktu salat telah tiba. Saat ini, menara tersebut masih memiliki fungsi yang sama, kecuali pengeras suara yang digunakan. Bisa dibilang, menara telah menjadi ikon masjid; siapa pun yang mencari masjid dapat menemukannya dari jauh.
Dengan daya tampung kurang lebih 1.000 orang, masjid ini juga didesain 'menyatu' dengan alam. Tumpukan batu memungkinkan adanya ventilasi alami tanpa memerlukan AC. Dikelilingi air, suhu lingkungan sekitar masjid akan lebih rendah saat musim panas. Begitu masuk, orang bisa melihat keluar dan menikmati pemandangan luar.
Hoomy Ai juga menyediakan jasa desain dan pembangunan interior dengan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan selera klien.
Konsultasi Sekarang →